Minggu, 11 September 2011

BUDAYA YANG TERLUPAKAN

Kebudayaan Nasional dikenal sebagai satu kebudayaan yang memiliki nilai-nilai keunggulan, keunikan, luhur serta adiluhung. Kebudayaan tersebut berasal dari puncak-puncak kebudayaan daerah yang diwaruskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki semboyan agung “Bhinneka Tunggal Ika ”. Demikian pula di bidang pariwisata, Indonesia memiliki daerah tujuan wisata/destinasi wisata yang begitu banyak, indah dan menarik sehingga tidak mengherankan banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke daerah Nusantara ini termasuk di tanah Lembata.

Salah satu kecenderungan global adalah tumbuhnya kesadaran wisatawan untuk memahami pusaka budaya masa lalu. Pusaka budaya masa lalu dianggap sebagai modal dalam pengembangan pariwisata budaya. Wisatawan dapat mengkonsumsi pusaka budaya sebagai obyek dan daya tarik pariwisata karena factor estetika, emosi dan nilai sejarah yang dimiliki oleh suatu obyek. Bahwa pariwisata budaya dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat local, menghasilkan dana-dana dan pendidikan untuk pemugaran atau konservasi pusaka budaya baik yang bersifat fisik maupun non fisik dan sekaligus menjadi ancaman yang sangat membahayakan terutama apabila terjadi proses akulturasi antara budaya masyarakat local dan budaya wisatawan akibat kesalahan pengelolaan pariwisata budaya tersebut.

Pariwisata budaya ibarat pisau bermata dua dalam pemanfaatan pusaka budaya sebagai obyek dan daya tarik wisata. Disatu sisi, pariwisata akan dapat melestarikan pusaka budaya tersebut. Sedangkan di sisi lain, kegiatan pariwisata akan merusak / berdampak negatif terhadap pusaka budaya. Itu karena obyek tersebut akan dikonsumsi wisatawan.

Budaya adalah sari dari seluruh aktivitas, tutur kata dan cara hidup umat manusia dalam kehidupan setiap hari. Budaya mencirikan orang pribadi, sekelompok orang / komunitas hidup yang pernah ada, sedang ada dan yang aka nada sehingga orang dapat mengetahuinya secara tepat. Ini berarti, budaya merupakan sarana yang mengandung keunikan dan keindahan yang melekat secara alamiah.

Keunikan dan kekhasan budaya di Kabupaten Lembata juga memiliki arti yang sama karena dapat menjadi cirri khas sebagai suku yang ada di Kabupaten Lembata. Keberadaan ini tidak lain adalah proyeksi dari sebuah kekuatan budaya yang memancarkan keanekaragaman masyarakat Lembata dalam satu kesatuan.

Derasnya arus globalisasi di Indonesia membuat kita tidak bisa memfilter budaya yang datang dari luar. Dari mulai gaya hidup, pergaulan, sampai kepada tata kesopanan.
Sebagai contoh kecil kita lihat disekeliling kita, apakah generasi muda sekarang yang dalam hal ini sebagai pewaris dari budaya leluhur sudah menjadi cerminan dari budaya bangsa? Jawabannya tentu saja belum.

Dari gaya hidup yang mulai jauh dari adat dan tradisi ketimuran merupakan sebuah bukti bahwa generasi muda belum mampu melestarikan budaya bangsa ini.

Pergaulan generasi muda dewasa ini hampir semuanya berkiblat ke luar. Dari seni musik misalnya budaya Pop, Rock, Reggae, Punk, Underground, R n B, Heavy Metal, dan sudah sangat banyak lagi mengucur deras di penjuru tanah air ini, bagaimana dengan budaya bangsa kita? Mana kepedulian kita ?

Budaya merupakan bagian dari identitas daerah kita, tentu kita tidak ingin dikatakan daerah yang tidak punya identitas.walaupun masih ada segelintir generasi muda yang berusaha melestarikan budaya daerah. Tetapi kita harus punya keunikan bahwa inilah Lembata dengan budayanya yang khas.
 
Fenomena kaum muda dewasa ini menanggapi tradisi bangsa tidak jauh sebagai sebuah karya orang dulu yang hanya bisa dikenang.

Atas dasar ini, maka hadirnya Blog saya ini dengan tampilan aneka budaya yang tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan di Kabupaten Lembata merupakan upaya untuk menggali dan menghidupkan budaya Lembata agar tetap eksis. Blog ini tidak lain adalah sebuah strategi dalam merangsang generasi muda untuk tetap menghormati dan menghargai budaya sendiri.

Akhirnya, marilah kita mencintai dan menghargai budaya kita sendiri dan pada akhirnya kita semua dapat menjadikan setiap orang berkebudayaan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar